Sebenarnya dinegara ini siapa presidennya
Monday, June 9, 2014
0
komentar
Kalau begitu mengapa mau jadi Presiden, sudah tahu
tugasnya sangat berat!
Ah memang tidak ada pertanyaan yang
lebih berat! Pertanyaan seperti ini mungkin anak-anak TK pun dapat menjawabnya.
Hanya untuk anak TK, pertanyaannya sedikit dibuat lebih ringan. “Anak-anak
siapa Presiden kita sekarang?” jawab anak-anak, “SBY” atau “Susilo Bambang
Yudhoyono”.
Saya pun kurang lebih akan memberikan
jawaban yang sama dengan anak-anak TK itu.
Bagi saya presiden itu pemimpin,
pemimpin bagi segala pimpinan yang ada di Negara ini.
Tapi apa betul, presiden itu pemimpin
tertinggi di negeri ini?
Jika Presiden = Pemimpin tertinggi =
Panglima Tertingi = Komandan Tertinggi, maka apa pun yang menjadi keputusannya menjadi
kewajiban untuk dijalankan pemimpin-pemimpin di bawahnya.
Fungsi kepemimpinan yang terjadi di
istana Negara tidak terjadi di luar
istana Negara. Mengapa bisa seperti ini?
Coba saja perhatikan, misalkan ada
kejadian A, maka presiden mengambil keputusan mengenai A dengan cara B, C, D,
kemudian presiden memerintahkan kepada para menterinya dan panglimanya untuk
menjalankan intruksi tersebut. Tapi di luar istana, banyak pemimpin yang
jelas-jelas jauh kedudukannya di bawah presiden, mengambil keputusan dan
memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan keputusan yang diambilnya. Hebatnya
lagi ada pemimpin ormas dengan title Panglima Tertinggi Laskar, dan Komandan Tertinggi, Presiden A,B,C, yang
juga dapat mengambil keputusan menyangkut kepentingan bangsa ini tanpa dapat
dikendalikan pemerintah pusat.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal yang sangat mendasar adalah Presiden,
menteri-menteri, dan orang-orang di sekitar Presiden,
tidak menjadikan dirinya ‘utuh’ sebagai wakil pemerintah atas nama bangsa
Indonesia, tetapi menjadikan dirinya bagian dari wakil partai politik dan wakil
ormas yang hanya tunduk dan patuh kepada keputusan partai dan ormasnya.
Jadi, salahkah Presiden sekarang dan
sebelumnya?
Sama sekali Tidak! Secara pribadi dan
mungkin seluruh rakyat Indonesia akan sepakat, bahwa Presiden yang pernah memimpin
bangsa ini dan yang masih memegang kekuasaan saat ini, merupakan putra-putra
terbaik dari yang terbaik yang dimiliki bangsa ini, mereka negarawan dengan
nasionalisme sejati. Hanya kelemahan para
pemimpin kita ini ada pada fungsi kendali atau control. Ini salah satu tugas yang paling
berat bagi seorang Presiden/Pemimpin Tertinggi dan juga mungkin tantangan
terberat seorang bagi Presiden/Pemimpin
Tertinggi.
Menjadi hal
yang ‘lucu’, apa jadinya bila Presiden sampai melakukan tugasnya secara
langsung mengontrol, apakah keputusan yang dibuatnya dilaksanakan sampai
pemerintahan terendah atau sampai ke tingkat-tingkat RT.
Saya pernah
membaca kisah seorang pemimpin yang menyamar menjadi rakyat biasa dan
mengetahui salah seorang rakyatnya yang kelaparan sedang memasak ‘batu’!
Setelah pemimpin iu melihat kesengsaraan rakyatnya, ia memerintahkan bawahannya
untuk membuka dan membagikan persediaan makanan yang ada untuk para rakyat
miskinnya, ia juga memerintahkan bawahannya untuk melaksanakan ‘titah’, dan
jika ‘titah’nya tidak dilaksanakan maka ia tidak segan-segan untuk menghukum
bawahannya itu.
Memangnya
kurang kerjaan apa? Jadi, untuk apa ada Menteri-Menteri dan jajarannya, kalau
semuanya harus Presiden. Kalau begitu mengapa mau jadi Presiden, sudah tahu
tugasnya sangat berat!
Apakah
Presiden mengetahui, bahwa keputusannya benar-benar dijalankan oleh para
Menteri dan jajarannya?
(di bawah ini
contoh dan hanya contoh atau misalnya)
Apakah
Presiden mengetahui bahwa keputusan dan instruksi yang sudah di buat berkaitan
dengan seberapa besar dana BLT, PNPM Mandiri yang disalurkan dan diterima oleh
penerima sesuai dengan intruksi tersebut.
Contoh:
dimisalkan instruksi Presiden bahwa penerima BLT per orang sebesar Rp 100 ribu.
Apa Presiden mengetahui, apakah benar yang diterima Rp 100.000,00, atau hanya
Rp 80 ribu! Kemudian berkaitan dengan PNPM Mandiri, misalkan tiap desa mendapat
1 juta, bagaimana bila desa hanya menerima Rp 750 ribu! Berapa yang diterima RW,
RT? Dari atas sudah dipotong, di desa di potong, di RW di potong, di RT di
potong, berapa yang diketahui rakyat (di potong atau di korupsi, dari tingkat
tinggi sampai tingkat terbawah, soal korupsi sudah merajalela, dan jangan
bilang ini tugasnya KPK ya).
Sebenarnya,
tema tulisan ini apa sih? Masalah Kepemimpinan atau masalah Korupsi? (bingung?)
Dalam waktu
dekat ini kita akan memilih Presiden atau Pemimpin Tertinggi. Presiden yang
akan terpilih nanti akan menjalankan visi misinya (nah yang ini sebenarnya saya
juga bingung, menjalankan visi-misi sesuai dengan UUD 1945 Amandemen atau
menjalankan GBHN sesuai dengan UUD 1945).
Presiden dan
Wakil Presiden yang akan terpilih nanti mudah-mudahan Presiden dan Wakil
Presiden Indonesia, bukan Presiden dan Wakil Presiden partai atau ormas.
Presiden yang terpilih harus mengangkat Menteri-Menteri dan yang sejajar
kedudukannya dengan Menteri, orang-orang yang ‘pantas’ di bidangnya, bukan
diangkat atas jasanya sebagai wakil koalisi dan wakil partai, apalagi diangkat
karena menjadi ‘tim sukses’. (Rakyat akan tahu dengan pasti bila Presiden
mengangkat Menteri-Menterinya hanya berdasarkan pembagian kursi-kursi partai
pendukungnya). Presiden harus benar-benar menjadi Panglima Tertinggi dari
segala panglima yang ada. Jadi Presiden tidak perlu segan-segan untuk
memberhentikan atau mencopot bila dilapangan ditemukan ada panglimanya (baik
militer, polri, dan ormas) yang arogan terhadap rakyat.
Presiden
harus tegas dengan keutuhan dan persatuan bangsa ini. Presiden harus tegas
menuntaskan kasus-kasus HAM, Intoleransi, SARA, dan Korupsi.
Selamat
Menjalankan Tugas Negara!!!
Belum
selesai...
Presiden diharuskan mengetahui hal-hal kecil di bawah sana!
Hal kecil ? Ya,
hal-hal kecil: pungli, pelayanan rumah sakit yang asal-asalan, penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan oknum anggota Polri/TNI dilapangan, jalan yang rusak,
suporter sepakbola yang anarkis, ormas-ormas yang memprovokasi rakyat yang menimbulkan
SARA berkepanjangan, para tahanan, dan masalah-masalah kecil lainnya.
Bagaimana
caranya? Presiden hanya perlu telinga yang dapat mendengar, mata yang dapat
melihat, luangkan waktu untuk membaca, penyediaan teknologi, dan SDM yang
independent, terpercaya, jujur, dan loyal, jangan lupa sediakan juga akun-akun
seperti: Facebook, Twitter, Wordpress, Blogger.
Lalu, bagaimana Presiden bisa mengetahuinya? Kami Rakyat Indonesia, akan membantu tugas-tugas Presiden, Wakil Presiden, dan para Menteri, melalui Smartphone, Facebook, Twitter, Wordpress, Blogger, Kompasiana, dan portal berita lainnya.
Artikel ini ditulis juga di kompasiana.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sebenarnya dinegara ini siapa presidennya
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://westjava27.blogspot.com/2014/06/sebenarnya-dinegara-ini-siapa.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment