Translate

Membongkar Misteri Tragedi Mei 98

Posted by Unknown Thursday, May 8, 2014 0 komentar
Sisa-sisa kenangan yang tidak bisa dihapuskan, terkadang kebencian, malu, dan traumatik yang mendalam, masih saja menghiasi mimpi kami. Mereka mengambil nyawa kami, mereka merampok harga diri kami, mereka merampas harta benda kami, dan mereka membuat kami terusir dari negeri yang kami anggap penuh 'cinta-kasih'.

Peristiwa ini bukan peristiwa Seporadis, peristiwa ini digerakkan secara Sistematis

16 Tahun sudah peristiwa ini berlalu, peristiwa yang dinamakan Tragedi Mei 1998, ada sebagian yang menyebutkan peristiwa ini dengan istilah Kerusuhan Mei 1998. Banyak korban jiwa, harta benda, pada Tragedi Mei 98, dan semuanya itu belum terungkap, seperti membias semu, seperti tiupan angin yang terasa namun tak nampak.

Tragedi Mei 98, peristiwa yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 ini di awali oleh Tragedi Trisakti yang memakan 4 korban jiwa mahasiswa Universitas Trisakti. Salah tembak kah? Dalam keadaan terdesak kah?

Hari berikutnya (13-15 Mei 1998) benar-benar sangat mencekam, di beberapa wilayah negara ini, sebut saja, di Jakarta, Bandung, Surakarta. Ratusan korban pelecehan seksual yang dialami para wanita Tionghoa, mereka di perkosa secara beramai-ramai, setelahnya dianiaya secara sadis, dan kemudian mereka di bunuh. (Hamid. Usman. MENATAP WAJAH KORBAN. Solidaritas Nusa Bangsa, Jakarta, 2005; https://groups.yahoo.com/neo/groups/bhinneka/conversations/topics/2249)  

Ini pun terjadi pada salah seorang  relawan Romo Sandyawan. Seorang aktivisnya bernama Ita Martadinata Haryono, seorang siswi SMU Paskalis kelas III berusia 18 tahun, mengalami kekejian dan tindakan brutalisme, dia diperkosa, disiksa, kemudian di bunuh. Perut, dada, dan lengan kanan ditikam hingga sepuluh kali, dan lehernya di sayat. (sementara versi kepolisian: "Kematian Ita adalah suatu kejahatan biasa, yang dilakukan oleh seorang pecandu obat bius, yang ingin merampok rumah Ita, namun tertangkap basah, sehingga ia membunuh gadis itu; sumber ).


Inilah foto-foto pemerkosaan yang terjadi terhadap wanita keturunan Tionghoa. Foto-foto ini di unggah oleh seorang akun Kaskus bernama Pemikirextrim. Pemikirextrim dalam postingannya, membeberkan kisah-kisah tersembunyi Tragedi Mei 98; Sumber.
  
Foto diatas dapat dilihat beberapa wanita keturunan Tionghoa yang terbunuh sumber, dan sumber.

"MILIK PRIBUMI"..."PRO REFORMASI", itu yang tertulis di toko-toko, apa mereka yang minoritas dan keturunan Tionghoa bukan Pribumi? Mereka para korban dan keluarga korban meminta penjelasan resmi dari pemerintah, apa itu PRIBUMI? Apa itu Indonesia? Apa itu Pancasila? Apa itu yang terkandung dalam UUD 45?

Apakah Tragedi Mei 98 adalah peristiwa perebutan kekuasaan, peristiwa politik kah? tetapi mengapa 'kami' yang dikorbankan? atau peristiwa ini memang disengaja untuk membasmi habis para keturunan Tionghoa di Indonesia seperti yang dilakukan di Jerman dengan tragedi Kristallnacat, dimana terjadi pembunuhan masal bagi keturunan Yahudi!!!

Sampai hari ini, setelah 16 tahun berlalu, pemerintah Indonesia belum 'sanggup' mengungkap tragedi 'biadab' ini. Tidak ada nama-nama kunci yang dijadikan tersangka. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa bukti-bukti kongkrit tidak dapat ditemukan dalam kasus pemerkosaan tersebut.

Tapi simak pengakuan dari Mantan Staf dan Komando Stategi Angkatan Darat (Kostrad), Mayjen (Purn) TNI Kivlan Zen, yang secara terang-terangan mengetahui peristiwa Tragedi Mei 98 (sumber). "Kerusuhan Mei saya tahu otaknya, tapi saya akan buka apabila ada panel resmi", penyataan Kivlan Zen di Cikini. Lebih jauh Kivlan mengatakan bahwa kerusuhan Mei 98, terdiri dari unsur sipil dan militer, "Semuanya ada, dari militer ada, dari sipil juga ada. Saya tahu persis, karena saya lihat dengan mata kepala sendiri." Menurut Kivlan, bahwa otak dibalik peristiwa itu "Masih Aktif di Politik" Kivlan menuturkan rasa sakit hatinya tersebut sama seperti Prabowo, "Saya diberhentikan Wiranto Juli 1998. Saya tidak punya jabatan. Betapa sakitnya saya, tidak menculik, tidak kudeta, tapi diberhentikan , apalagi Prabowo.

Dapat dikatakan, semua elit petinggi militer saat itu dan sekarang saling melempar tanggung-jawab. Pemerintah nampak jauh untuk meneliti kembali berkas-berkas pengaduan yang berada di tangan Komnas HAM.

Sementara Maria Katarina Sumarsih ibunda BR Norman Irawan, yang menolak bantuan dari Prabowo, mengatakan "Saya mengatakan pada orang itu yang ke rumah, apakah Prabowo akan membersihkan diri dengan cara itu (memberikan nafkah?) Kemudian di jawab, beliau (Prabowo) akan membersihkan diri dengan cara kami, akan di beri nafkah." Sumarsih juga sempat mempertanyakan apakah Prabowo akan langsung bertemu dengan dirinya dan mengakui kesalahannya terkait pelanggaran HAM. Sumarsih mengusulkan agar Prabowo berani mempertanggungjawabkan tindakannya terkait penculikan aktivis 1997-19998, Kasus Semanggi, dan Kasus Trisakti. Sumarsih pun enggan menyebutkan nama utusan Prabowo itu, lantaran kuatir kejadian buruk yang akan menimpa dirinya kedepannya. (Sumber)

Seakan-akan elit negeri ini enggan untuk mengungkap kasus memilukan Mei 98, apakah mereka akan korbankan bahwa itu perbuatan 'Pribumi'? Pribumi yang mana?

Kasus ini memang sampai detik ini belum bergulir di persidangan, apanya yang mau disidangkan? Mana saksi dan barang buktinya? Apakah tempat-tempat usaha yang dibakar bukan barang bukti? Apakah para wanita Tionghoa yang secara membabi-buta diperkosa, di siksa, dan di bunuh tidak pernah terjadi? 

Apakah ada permintaan maaf dari pemerintah Indonesia secara resmi kepada keturunan Tionghoa, juga para korban lainnya, dan mengakui bahwa pada saat itu pemerintah telah gagal total melindungi warga negaranya? 

Apa latar belakang terjadinya Tragedi Mei 98?

Mengapa peristiwa Tragedi Mei 98 terjadi? Apa penyebabnya? Pada saat itu ekonomi Indonesia mulai goyah hal ini disebabkan oleh pengaruh krisis finansial yang terjadi di Asia antara tahun 1997-1999. Pada bulan Oktober 1997, Presiden Soeharto meminta bantuan IMF dan Bank Dunia untuk memperkuat sektor keuangan. (cat. Krisis Finansial atau Krisis Ekonomi atau Krisis Moneter, hanya para pelaku ekonomi saja yang mengerti, di tingkat bawah, pada era  1997-1998 tidak berdampak siknifikan (Sistemik kalau bahasa kasus Bank Centuri), terbuki makanan sederhana di Warteg untuk kelas kalangan bawah masih dikisaran Rp 1.000 - Rp 2.000 (Nasi+Telur+Sambal/Nasi+Usus+Sambal).

Memasuki tahun 1998 dimana masa pemerintahan Soeharto akan berakhir, situasi memanas karena krisis ekonomi semakin parah, dibeberapa tempat terjadi aksi 'penolakkan', apakah penolakkan di sini di alamatkan pada Soeharto atau 'penolakan yang lain'. Pastinya pada bulan Maret 1998, MPR mensahkan Soeharto sebagai Presiden untuk yang ke-7 kalinya dan Prof. Ing. BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden.

Pada awal bulan Mei 1998, desakan untuk Soeharto mundur semakin bergema, Soeharto sendiri telah menyiapkan untuk 'Reformasi' pada awal tahun 2003? Puncaknya, ketika Soeharto berkunjung ke Mesir, di Indonesia semakin memanas dan tanggal 12 Mei Tragedi Mei 98 PECAH! (cat. Kemungkinan Presiden Soeharto telah menyiapkan 'Reformasi', sebagai arti bahwa Soeharto telah merasa cukup untuk menjadi Presiden dan akan menyiapkan atau mengestafetkan pucuk kepemimpinan di akhir masa jabatannya nanti (2003) kepada orang-orang yang dianggap 'pantas' sebagai penerusnya).

Ketika di Mesir, Presiden mendapat kabar (mungkin?) bahwa di Jakarta dan mungkin di susul di beberapa kota besar lainnya telah terjadi aksi-aksi kerusuhan besar (termasuk aksi untuk menggulingkan Soeharto dan Orde Baru kah?), tanggal 13 Mei 1998 di Mesir, Presiden Soeharto menyatakan kesiapannya untuk mundur bila itu yang dikehendaki rakyat dan tidak akan menggunakan kekuatan militer untuk mempertahankan kedudukannya. (cat. Aneh! ya aneh!!! Pada saat itu pemerintahan Presiden Soeharto di dukung oleh orang-orang loyal juga militer yang sangat kuat, dan orang-orang yang selalu bersuara 'miring' selalu di buat menjadi 'tegak').

Tragedi Mei 98 itu dimulai

Mahasiswa memulai aksi besar-besaran dengan mendatangi gedung DPR/MPR termasuk mahasiswa Universitas Trisakti. Pada siang hari Mahasiswa Trisakti sebenarnya saat itu melakukan aksi damai dengan berjalan kaki dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MRP. Sebelum sampai ke tujuan, Polri menghadang mereka dan di susul dengan bantuan dari militer. Sempat terjadi negosiasi antara mahasiswa dengan aparat, namun sore hari mahasiswa mundur dan pihak keamanan terus merangsek maju sambil menembakkan peluru ke arah mahasiswa, kontan tembakkan petugas keamanan membuat para mahasiswa tercerai berai. Sebagaian mahasiswa berlarian dan berlindung di universitas Trisakti, aparat keamanan terus menembaki, korban berjatuhan dan di larikan ke rumah sakit Sumber Waras.
Pada saat ini personil keamanan terdiri dari Brimob, Batalyon Kaveleri 9, Batalyon Invantri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infantri 202, Pasukan Anti Huru-Hara Kodam, Pasukan Bermotor, serta dilengkapi Tameng, Gas Air Mata, Styer, dan SS-1.

Hasil dari kerusuhan tanggal 12 Mei 1998 terdapat banyak korban luka dan 4 orang mahasiswa Trisakti tertembak mati di bagian vital seperti kepala, tenggorokan, dada. Ke-4 mahasiswa Trisakti itu adalah: Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, Hendriawan Sie,

Esok harinya, mulai tanggal 13-15, Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia mengalami kerusuhan besar, yang memakan ratusan jiwa korban meninggal dunia. Kota seperti Jakarta mengalami dampak terparah. Segerombolan orang yang seakan-akan telah dikoordinir dan ditambah sebagian oknum rakyat yang ikut-ikutan memanfaatkan situasi melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji khususnya terhadap eknis Tionghoa. Mereka melakukan tindakan pelecehan seksual, memperkosa, melukai, membunuh, membakar, dan menjarah aset-aset milik eknis Tionghoa. Entah saat itu, dimana keberadaan para petugas keamanan. Seolah-olah mereka membiarkan hal-hal keji itu berlangsung.

Dampak dari kejadian ini, banyak korban yang anggota keluarganya dilecehkan secara seksual merasa traumatik yang berkepanjangan, harta benda mereka yang habis di jarah dan dibakar, anggota keluarga yang diperkosa dan di bunuh, dan ada juga sebagian dari mereka sampai sekarang ini menetap di luar negeri, enggan untuk kembali.

Tragedi Mei 98, Jurus Pamungkas Penguasa

Bila kita amati (mungkin) Tragedi Mei 98 adalah jurus pamungkas orang-orang yang ingin mempertahankan kekuasaannya dan tidak menginginkan kekuasaannya jatuh kepada lawan politiknya, maka segala cara di tempuh. Seolah-olah Tragedi 98 ini telah dirancang sedemikian rupa, agar bila kekuasaan itu beralih, maka akan beralih pada penguasa yang tepat yang sesuai dengan skenario yang ada.

Dibentuklah skenario 'taktik bumi hangus' yang sistematis yang melibatkan unsur sipil dan militer, yang seakan-akan berkehendak meruntuhkan negara dan mengambil alih pimpinan negara, maka bila skenario ini berjalan mulus, akan tampil 'seseorang' yang dianggap 'pahlawan' dalam mengatasi dan mengendalikan kerusuhan ini. Tapi ternyata, kenyataan dilapangan berkata lain, skenario yang disusun dengan rapih dan sistematis tidak berjalan sebagaimana mestinya, sampai akhirnya Prof. BJ. Habibie sebagai wakil presiden menerima mandat sumpah jabatan sebagai Presiden.

Mengapa Jurus Pamungkas itu ada

'Taktik bumi hangus' pada Tragedi Mei 98, sebuah skenario kepanikan, sasaran 'tembak' sebenarnya (mungkin) bukan Tragedi Trisakti, atau Etnis Tionghoa. Sasaran tembak 'mereka' sebenarnya Megawati Soekarno Putri dan PDI nya (Sekarang PDI P), para aktivis, seniman, dan mahasiswa yang bersuara keras menentang pemerintah saat itu.

Seperti Amerika dan sekutunya yang kalang-kabut pada Perang Dunia 2, sasaran-sasaran sejata tempur Amerika dan sekutunya sebenarnya para tentara Jepang, tetapi tentara Jepang dan kamikasenya yang licin, ulet dan taktis, maka terpaksa Amerika menggunakan 'taktik bumi hangus', Nagasaki dan Hiroshima menjadi bukti dasyatnya Bom atom yang jatuh di ke-2 kota terbesar Jepang.

Itu juga yang terjadi di Jakarta, dan beberapa kota besar di Indonesia. Waktu dan keadaan yang sempit, para aktivis dan seniman yang licin, ulet, taktis, dan cerdas membuat kehilangan akal sebagian elit penguasa negeri ini.

Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan) mencatat mulai tahun 1997/1998 sedikitnya 23 orang telah dihilangkan secara sengaja oleh alat-alat negara karena tindakan dan pikiran mereka yang bersebrangan dengan pemerintah saat itu.

Dari 23 orang itu, 1 orang telah ditemukan meninggal bernama Leonardus Gilang, 9 orang dilepaskan penculiknya, (wikipedia.org diakses 26-06-2014)
  1. Desmond Junaidi Mahesa, diculik di Lembaga Bantuan Hukum Nusantara, Jakarta, 4 Februari 1998 
  2. Haryanto Taslam
  3. Pius Lustrilanang, diculik di depan RSCM, 2 Februari 1998 
  4. Faisol Reza, diculik di RSCM setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998
  5. Rahardjo Walujo Djati, diculik di RSCM setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998
  6. Nezar Patria, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998 
  7. Aan Rusdianto, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998 
  8. Mugianto, diculik di Rumah Susun Klender, 13 Maret 1998 
  9. Andi Arief, diculik di Lampung, 28 Maret 1998 
13 orang masih hilang tanpa jejak berasal dari berbagai organisasi, seperti: Partai Rakyat Demokratik, PDI Pro Mega, Mega Bintang, dan mahasiswa. Ke-13 orang itu adalah:
  1. Petrus Bima Anugrah (mahasiswa Unair dan STF Driyakara, aktivis SMID. Hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998) 
  2. Herman Hendrawan (mahasiswa Unair, hilang setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998) 
  3. Suyat (aktivis SMID. Dia hilang di Solo pada 12 Februari 1998)
  4. Wiji Thukul (penyair, aktivis JAKER. Dia hilang diJakarta pada 10 Januari 1998) 
  5. Yani Afri (sopir, pendukung PDI Megawati, ikut koalisi Mega Bintang dalam Pemilu 1997, sempat ditahan di Makodim Jakarta Utara. Dia hilang di Jakarta pada 26 april 1997)
  6. Sonny (sopir, teman Yani Afri, pendukung PDI Megawati. Hilang diJakarta pada 26 April 1997)
  7. Dedi Hamdun (pengusaha, aktif di PPP dan dalam kampanye 1997 Mega-Bintang. Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997)
  8. Noval Al Katiri (pengusaha, teman Deddy Hamdun, aktivis PPP. Dia hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997)
  9. Ismail (sopir Deddy Hamdun. Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997)
  10. Ucok Mundandar Siahaan (mahasiswa Perbanas, diculik saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta)
  11. Hendra Hambali (siswa SMU, raib saat kerusuhan di Glodok, Jakarta, 15 Mei 1998)
  12. Yadin Muhidin (alumnus Sekolah Pelayaran, sempat ditahan Polres Jakarta Utara. Dia hilang di Jakarta pada 14 Mei 1998)
  13. Abdun Nasser (kontraktor, hilang saat kerusuhan 14 Mei 1998, Jakarta)
Mugiyanto, Nezar Patria, Aan Rusdianto (korban yang dilepaskan) tinggal satu rumah di rusun Klender bersama Bimo Petrus (korban yang masih hilang). Faisol Reza, Rahardjo Walujo Djati (korban yang dilepaskan), dan Herman Hendrawan (korban yang masih hilang) diculik setelah ketiganya menghadiri konferensi pers KNPD di YLBHI pada 12 Maret 1998.

Bom Waktu Itu Bernama Tragedi 98, Terlibatkah Prabowo?

"Apa saya punya cukup nyali..." Allan nairn via http://www.allannairn.org/ (akses 26-06-2014)

"...Seharusnya .... di bawa ke Mahkamah Militer (Mahmil) sebagai aktor intelektualis dari kasus penculikkan para aktivis 1998, tidak adil jika hanya prajurit yang diadili di Mahmil, sementara ... selaku Komandan Jenderal Kopassus ketika itu hanya di bawa ke Dewan Kehormatan Perwira (DKP): Petikan komentar Mayor Jenderal (Purn) Syamsu Djalal (Mantan Komandan Pusat Polisi Militer): http://nasional.kompas.com/read/2014/06/11/1029146/Syamsu.Djalal.Prabowo.Juga.Harus.Masuk.Mahkamah.Militer (akses 26-06-2014)

"...internal DKP sebenarnya ingin menggunakan kata-kata "Pemecatan" dalam surat keputusan tersebut. Namun, dengan berbagai pertimbangan, DKP akhirnya sepakat memakai kata "Pemberhentian dari dinas keprajuritan" Letnan Jenderal (Purn) Fachrul Razi (Mantan Wakil Panglima ABRI): http://nasional.kompas.com/read/2014/06/10/1901179/Pimpinan.DKP.Benarkan.Surat.Rekomendasi.Pemberhentian.Prabowo.dari.ABRI (akses 26-06-2014)

Baca juga Cerita Ahok saat tragedi Mei 98

Misteri tetap menyelimuti kerusuhan Mei 1998: "Kini yang terjadi adalah pembodohan dari penguasa. Oleh karena itu, perlu usaha terus-menerus untuk mengungkapnya" (Kisahnya melalui Nasional Geographic Indonesia)

Catatan akhir westjava27


Peristiwa yang terjadi pada bulan Mei 1998 adalah peristiwa yang telah menghiasi lembar sejarah Indonesia. Penulis mengajak kepada siapa pun yang mengalami peristiwa ini untuk dapat berdamai dengan hati dan melupakan masa lalu atas sejarah kelam Tragedi Mei 1998. 
Peristiwa Tragedi Mei 98 jangan dijadikan tolak ukur untuk menjatuhkan atau memberikan vonis bahwa 'seseorang' atau 'kelompok' harus bertanggung-jawab atas peristiwa ini. 
Dengan jiwa besar, kita harus melupakan dan memberikan maaf kepada mereka-mereka yang dianggap sebagai dalang terjadinya peristiwa Tragedi 98. 
Jangan kita biarkan bangsa ini di pupuk dan kita bangun dengan benih-benih dendam dan amarah. Dengan hati yang bersih, kita harus memutus 'lingkaran setan' yang tak berujung ini. 

Sumber Tulisan:

Wikipedia (diakses 8 Mei 2014, Pukul 08:59 WIB)
Semanggi Peduli.com (diakses 8 Mei 2014, Pukul 09:07 WIB)
Baca juga Hasil Tim Gabungan Pencari Fakta untuk peristiwa Mei 1998 (diakses 8 Mei 2014, pukul 09:11 WIB)

Sumber Gambar:
mei 98 
kerusuhan mei 98
Tragedi mei 98


Sponsor:

Menakjubkan ...Bagaimana keajaiban dari sistem ini

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Membongkar Misteri Tragedi Mei 98
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://westjava27.blogspot.com/2014/05/membongkar-misteri-tragedi-mei-98.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment



Sponsor Toko Online Westjava27 | Copyright of westjava27 .

Labels

Postingan Terbaru westjava27