Translate

Selamat Jalan Om Liem

Posted by Unknown Monday, June 11, 2012 0 komentar
westjava27.blogspot.com

Taipan Indonesia Sudono Salim atau Liem Sioe Liong meninggal pada hari minggu sore 10 Juni 2012 di Singapura pada usia 95 tahun dikarenakan penyakit yang diderita dan usianya yang telah sepuh . Sudono Salim yang akrab dengan panggilan "Om Liem" merupakan pemilik bisnis di bawah bendera "Grup Salim" usahanya antara lain Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, dan peritel Indomaret.
Siapa Sebenarnya "Om Liem"
"Om Liem" dilahirkan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara keluarga petani di Fukien, Fujian, Cina Selatan, 16 Juli 1916, beliau meninggalkan negaranya dan berlabuh di Medan, Sumatera Utara, pada 1936. Ia bergabung dengan saudaranya, Liem Sioe Hie, dan saudara iparnya, Zheng Xusheng.
Nama Sudono Salim Nama Salim yang dipilih keluarga Liem itu, punya arti tersendiri yaitu tiga bersaudara. San dalam bahasa Mandarin berarti tiga, dan setelah ditambah dengan she asli, yakni she Liem, menjadi Salim (- seperti dikutip Majalah Tempo edisi 2 Juli 1983).
Perjalanan kehidupannya setelah hijrah dari Medan Sumatera Utara ke Kudus Jawa Tengah dan mulai berbisnis sebagai penyalur cengkeh hingga akhirnya sukses dengan usaha bisnisnya tersebut krena banyaknya permintaan cengkeh untuk produksi rokok kretek. "Om Liem" yang juga pernah menjadi orang terkaya di Indonesia dan menjadi orang terkaya ke-25 dunia versi Forbes 2004. Kerja kerasnya juga berbuah hasil manis melalui BCA membawanya menjadi 12 Bankir terkaya dunia.

Era Kejayaan "Om Liem"
Pemilik Salim Grup, Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, di Jakarta tahun 1990. dok/TEMPO/Ronald Agusta
Suharto bersama Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, tahun 1990. TEMPO/Bambang Harymurti

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengatakan Liem adalah pengusaha yang sangat sukses di era Presiden Soeharto. Namun bisnisnya sempat meredup setelah krisis ekonomi menghantam pada 1997 lalu. "Dia mengambil keputusan penting dengan menyerahkan usahanya ke anaknya, Anthony Salim," katanya, Minggu 10 Juni 2012.
Bisnisnya berjaya ketika Liem dekat dengan bekas penguasa negeri ini, Presiden Soeharto. Dalam Majalah Tempo edisi 04 Februari 2008 berjudul Tak Roboh Diterpa Badai, persahabatan keduanya merupakan bagian dari cerita panjang sejarah Orde Baru. Hubungan Soeharto dengan Liem berawal sejak ia memasok kebutuhan tentara pada 1950-an. Saat itu, Soeharto menjabat sebagai Panglima Kodam Diponegoro, Jawa Tengah. Salim menggandeng sahabatnya Djuhar Sutanto, Ibrahim Risjad dan Sudwikatmono mendirikan PT Waringin Kentjana, yang merupakan cikal-bakal imperium bisnis Grup Salim.

Liem menikmati aneka fasilitas ketika Soeharto menjadi Presiden. Pada 1971-1972, keduanya sepakat membangun pabrik tepung terigu raksasa, PT Bogasari Flour Mills-cikal-bakal Indofood-di Jakarta dan Surabaya.

Sebagai bentuk proteksi, pesaingnya dari Singapura hanya diizinkan beroperasi di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, dan menggarap pasar Indonesia bagian timur. Pasar utama di Indonesia bagian barat-dengan pangsa 80 persen-khusus digarap Bogasari. Keberhasilan sang taipan juga ditopang dari bisnisnya di perbankan melalui Bank Central Asia, yang didirikan 21 Februari 1957. Namun krisis ekonomi ikut menghantam kejayaan BCA. Bank ini harus beralih kepemilikan setelah mendapat suntikan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sekitar Rp 60 triliun.Pada 2000, BCA menjadi perusahaan publik setelah secara bertahap diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Pada 2009, porsi saham Liem melalui anaknya, Anthony, tinggal 1,76 persen. Komposisi terbesar dimiliki keluarga PT. Djarum, Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono sebanyak 47,15 persen, dan saham publik 49,94 persen.

Menurut pengamat ekonomi sekaligus pendiri Independent Research and Advisory Indonesia, Lin Che Wei, ketika Soeharto jatuh, Liem terkena dampaknya. "Tapi dia menerima," katanya. Liem harus kehilangan aset-asetnya seiring jatuhnya Soeharto, termasuk BCA. Che Wei menuturkan, sebuah perusahaan Holdiko Perkasa, bahkan sengaja dibentuk pemerintah untuk menjual satu per satu aset Salim.

Setelah terpuruk, dibawah kepemimpinan Anthony, Grup Salim kembali membangun bisnis dengan bermodal perusahaan-perusahaan yang masih tersisa, seperti Indofood dan perusahaan CPO. Anthony berhasil menghidupkan kembali warisan sang ayah, meski masa kejayaan.Grup Salim belum kembali seperti dulu. "Sekarang tidak pernah menjadi nomor satu lagi. Sebab setelah reformasi, mereka tidak mau terlalu agresif," kata Che Wei.Sedangkan Liem, sejak kerusuhan meletup pada Mei 1998, memilih menghabiskan hari tuanya di Singapura.

Tidak berlebihan rasanya penulis memberikan gelar " Bapak Motor Penggerak Ekonomi Indonesia"
Liem Sioe Liong alias Sudono Salim (kiri) dan istri di acara HUT BCA (Bank Central Asia) ke-35 di Ancol, Jakarta, 1992. dok/TEMPO/Hidayat SG

Selamat jalan Om Liem, terima kasih atas jasa-jasanya kepada bangsa ini, kiranya arwah almarhum diterima disisi Tuhan yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan penghiburan dari Nya dan kiranya penerus "Om Liem" dan para generasi muda yang ada dapat  menjadikan Almarhum sebagai contoh dari keteladanan, mental baja, dan kerja keras, serta rasa nasionalismenya yang tinggi . 


Sumber:
http://id.berita.yahoo.com/sudono-salim-dari-penyalur-cengkeh-sampai-bos-bca-125645234--finance.html (diambil hari Senin 11/7/12-11:11 AM)
Tempo.co http://www.tempo.co/read/news/2012/06/11/093409680/Setia-Kawan-Sudono-Salim-Tak-Lari-Kala-Soeharto-Jatuh (diambil hari senin 11/7/12-11:13 AM)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Selamat Jalan Om Liem
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://westjava27.blogspot.com/2012/06/selamat-jalan-om-liem.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment



Sponsor Toko Online Westjava27 | Copyright of westjava27 .

Labels

Postingan Terbaru westjava27

Arsip Blog